赤scraf

red scraf©picture by; owner.

赤scraf

Starring ; Shuu Erika — Takuma Ken

Original by —; Ace

1.228 words

_

Salju masih turun di bulan Januari meski tidak sederas saat bulan Desember lalu, tapi, tetap saja dingin.

.

Kami tidak saling mengenal tapi aku tau dia.

Takuma Ken.

Salah satu murid popular di SMAku, Shouka High School. Jadi, bagaimana mungkin aku tidak tau dia?

Aku menceritakan hal ini bukan berarti aku suka padanya ya. Aku hanya… bagaimana aku menjelaskan ini? Hm, bisa dibilang aku suka caranya tersenyum pada orang lain. Bukan tipe suka yang itu loh ya.

Aku suka senyumannya, dia selalu terlihat bersemangat, seakan menularkan aura positif setiap kali kau mengobrol denganya, yah, meski aku belum pernah mengobrol dengannya. Tapi, dari setiap orang yang kulihat mengobrol dengannya selalu saja tertawa, tersenyum, dan benar-benar tipe orang yang mudah disukai.

Ken itu meski popular tetap saja yang namanya anak laki-laki pasti seperti itu, sedikit cuek.

Padahal aku yakin betul kalau dia sadar jika banyak gadis yang menyukainya.

Sekali waktu aku pernah tidak sengaja melihat senior kelas tiga menyatakan perasaannya pada Ken di dekat gudang penyimpanan alat-alat olahraga. Astaga, saat itu aku cukup terkejut karena… senior kelas tiga menyatakan cintanya pada junior kelas satu. Senpai itu memiliki keberanian yang tinggi!

Ketika itu aku tidak bisa melihat wajah Ken karena dia memunggungiku dan hanya bisa melihat wajah senior cantik tersebut, aku juga tidak begitu dengar obrolan mereka tapi yang jelas dari ekspresi sang senior aku tau betul kalau cintanya ditolak. Begitu sadar aku sudah menguping dan melihat hal yang tidak seharusnya aku langsung lari.

Lalu sekarang aku melihat adegan itu lagi, kali ini yang menyatakan cinta Yagi Arisa, gadis termanis seangkatanku. Oh, aku yakin betul jika sekarang Ken akan menerima pernyataan itu karena, hey! Dia Yagi Arisa si gadis popular SMAku.

Nona dan tuan popular memiliki hubungan akan menjadi berita besar dalam kurun waktu seminggu lebih.

Aku bisa melihat mereka berdua tapi hanya dari samping saja, mengingat posisi mereka yang berdiri berhadap-hadapan dan posisiku yang mengintip di balik pohon besar halaman belakang sekolah. Jarak kami cukup dekat, jadi aku bisa mendengar dengan jelas tapi juga jantungku ikut berdebar-debar.

Antara takut ketahuan dan penasaran dengan jawaban Ken.

“Maaf, aku tidak bisa membalas perasaanmu,”

Aku segera membekap mulutku sendiri agar suara kaget itu tidak terdengar dan langsung bersandar pada pohon ini, tidak kuat melihat adegan selanjutnya. Tapi kuping gajahku tetap bekerja.

“Kenapa?”

“Sudah ada gadis yang menarik perhatianku sejak tahun pertama,”

Ya ampun!

Beruntung sekali gadis itu.

_

Kami tidak saling mengenal tapi aku tau dia.

Shuu Erika.

Bagaimana aku tau dia? Itu semua berkat hukuman sensei Yamato padaku, lain kali aku akan berterima kasih padanya.

Belum lama aku menjadi murid Shouka High School aku sudah kena sial, saat itu sensei Yamato yang tengah melangkah dikoridor dan tidak sengaja tertabrak olehku karena… yah, aku sedang kabur dari Sekii akibat mengambil paha ayam goreng yang niatnya mau dimakan nanti. Iseng sih sebenarnya tapi aku terlalu bersemangat kabur dan tidak melihat jelas orang-orang yang ada di sekitar dan berakhir menabrak tubuh sensei Yamato dengan posisi tersungkur, tidak keren sama sekali, sangat membuat malu.

Dihukum mengepel lantai setiap pulang sekolah.

Dari situ aku pertama kali melihat Erika.

Mengepel ala kadarnya, dikepalaku hanya terngiang kata ‘cepat pulang’ karena kalau sampai terlalu telat, jatah makan malamku bisa di sedot oleh onii-san! Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi.

Suara bedebum mengalihkan perhatian dan pikiranku.

Seorang gadis terpeleset.

Aku sudah mempersiapkan telingaku untuk mendengar omelan yang akan keluar dari mulutnya, sebab begitu aku melihat wajahnya, cukup terkesan dingin.

Gomen,” aku mengulurkan tangan dan dia segera meraihnya namun tetap sulit untuk berdiri, agak ragu sih, tapi akhirnya aku menarik tangannya yang satu lagi hingga ia bisa berdiri tegap kembali.

Gomen,”

Ucapanku kali ini benar-benar membuatnya melihat ke arahku, mata kami bertemu dan… oh! Jika dilihat dari dekat begini mata itu cantik sekali. Dia tidak memandangku dingin ataupun kesal dan marah, dia justru tersenyum.

“Tidak apa-apa,”

“Sakit?”

Dia terlihat berpikir dan aku melirik sekilas ke arah nametagnya.

Ah, Shuu Erika.

Ayo bilang sakit biar aku ada alasan untuk kabur dari hukuman ini.

Dia masih menampilkan ekspresi berpikir sementara aku mulai tidak sabar untuk mendengar jawabannya.

“Sedikit, tapi tidak masalah,” sambil tersenyum geli dia mendekat ke arahku dan berbisik. “kalau mau kabur percuma saja, sensei Yamato mengawasimu,” setelahnya dia terkikik sendiri dan langsung pergi.

Sejak itu aku tertarik dengannya dan selalu memergoki Erika yang diam-diam memperhatikanku dari jauh, wajahnya lucu sekali. Lalu rasanya aku ingin tertawa kalau melihatnya yang tidak pandai bersembunyi, dia terkadang selalu ada disaat beberapa gadis menyatakan perasaannya padaku, gerak-geriknya itu mudah sekali dibaca dan tertangkap oleh pandanganku. Seperti saat ini, dia sedang bersembunyi di balik pohon itu.

Erika tidak pernah mendekatiku begitu saja karena kami beda kelas dan betapa tidak beruntungnya aku di tahun kedua ini kami beda kelas kembali. Tapi, tetap saja Erika selalu memperhatikanku diam-diam, aku suka caranya ini karena hanya aku yang tau.

Tapi ada yang tidak kusukai darinya.

Cara dia menatap seseorang sama seperti waktu itu dan setiap aku melihatnya bicara dengan salah satu murid laki-laki, aku sangat tidak menyukai itu. Tidak ada yang boleh tau mata cantik Erika.

Mata cantik dan tatapan baik itu bisa membuat siapapun jatuh hati.

.

Hari ini kakak Erika tidak bisa menjemput, membuat gadis ini mau tak mau pulang naik bus, menunggu di halte sambil menggigil meski sudah memakai coat, ia tidak membawa syal karena pagi ini matahari cerah sekali dan salju pun tidak turun, mengingat ini sudah bulan Januari. Tapi, yang namanya cuaca tidak bisa di tebak. Saat sore begini salju turun lagi, kehangatan matahari sudah tidak terasa.

Ken masih berdiri, memperhatikan Erika yang sedari tadi menggosok-gosokan lehernya yang kedinginan. Gadis itu tidak sadar jika ada Ken di sebelahnya.

“Erika,”

Yang dipanggil segera menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke sumber suara, betapa kagetnya ia melihat Ken ada di sebelahnya. Sementara Ken berusaha menjaga ekspresinya karena ia sangat menikmati wajah kaget Erika.

“Oh—” Erika menunjuk wajah Ken, “Takuma Ken!”

Kali ini Ken sebisa mungkin menahan senyum gembiranya saat Erika menyebut nama lengkapnya dengan senyum manis itu.

Jari telunjuk Erika turun perlahan, “Tapi kok tau namaku?”

“Waktu itu, liat nametag kamu,”

Erika mengangguk-angguk paham meski sebenarnya ia bingung dengan kata ‘waktu itu’.

Ken tidak melanjutkan lagi saat Erika hanya membalas dengan anggukan saja, tapi ia menikmati wajah Erika dari samping, yah, mau dari sisi mana pun Erika terlihat cantik meski hidungnya mulai semerah tomat ceri sih. Ah, cantik dan manis di saat bersamaan.

Ken melepaskan separuh lilitan scraf rajutan merah panjangnya dan segera memakaikannya pada leher Erika yang tentunya membuat gadis itu kaget lagi tapi tidak mengatakan apapun atau menolak.

Keduanya saling menatap.

Perut Erika rasanya menggelitik entah karena apa, sementara Ken terbius dengan tatapan Erika.

Tapi Ken segera kembali pada alam sadarnya dan berhenti menatap Erika, tidak baik juga untuk jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang sekali.

Erika pun ikut menghadap ke depan lagi dengan senyum yang tidak bisa di tahannya.

Erika berusaha mengontrol diri dan segera menarik nafas, ia menoleh ke arah Ken sambil tersenyum.

“Terimakasih,”

Ken hanya bisa mengangguk sekenanya dan mengalihkan pandangannya, untung saja saat ini sedang dingin jadi wajahnya yang sedikit merah ini tidak terlihat sebagai pipi yang bersemu.

Melihat Ken bersikap untuk menutupi rasa malunya membuat Erika menemukan hal yang baru.

Aku suka sikapnya ini.

.

Salju masih turun di bulan Januari meski tidak sederas saat bulan Desember lalu, tapi, tetap saja dingin. Meski sekarang rasa dingin ini bercampur dengan rasa manis dalam hati mereka masing-masing

end

2 thoughts on “赤scraf

  1. Wuaaaaaaaa halo ini apa ya? Manis manis imut gitu walaaaah ini keren banget jadi pengen jadi Erika! >< aku suka banget gaya bahasanay, ringan tapi feelnya dapet. Udah gitu rapi pula jadi enak aja dibaca dan gak bikin boaen meskipun bisa dibilang idenya simpel banget. Pokoknya aku sukaaaaaaaa banget! Luvluv♥♥ oh ya salam kenal ya, aku red 96 liner. Keep writing!

    • halo! aku pernah berkunjung ke blog kamu loh tapi cuma ninggalin jejak like aja wkwkw /slapped;
      ini fanfiction biasa kok haha, efek keseringan nonton anime jadi gitu. salam kenal juga ya kita seumuran cmiiw : ) ace imnida!

Leave a comment